Langsung ke konten utama

Rano Karno dan ambisinya menjadi wagub Banten

Siapa sich yang gak kenal dengan Rano Karno? Aktor yang memulai debutnya pada film Si Doel Anak Betawi (1972) karya Sjuman Djaya ini sudah menjadi idola anak-anak dan remaja Indonesia di zamannya. Begitu banyak film serta penghargaan yang diterima Rano Karno ketika masih menggeluti dunia perfilman, antara lain lewat film Lewat Tengah Malam (1971), Rio Anakku (1973), Rano memperoleh penghargaan Aktor Harapan I PWI Jaya (1974). Kemudian, dalam Festifal Film Asia 1974 di Taipei, Taiwan, ia meraih penghargaan The Best Child Actor. Selanjutnya ia mendapat peranan-peranan dewasa lewat film Wajah Tiga Perempuan (1976), Suci Sang Primadona (1977), Gita Cinta dari SMA (1979).

Anak dari tokoh perfilman Indonesia Soekarno M. Noer ini tidak asing lagi dengan dunia hiburan, masa kecilnya dihabiskan di lokasi syuting untuk menemani ayahnya bekerja. Faktor koneksi dari ayahnya sangat berperan besar dalam proses perjalanan karier Rano di dunia perfilman. Sejak masih ingusan, sutradara sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu sering diajak ayahnya ke tempat-tempat pembuatan film. Ayahnya memperkenalkan anak laki-lakinya yang tampan itu kepada para pemain, sutradara, dan seniman film lainnya, tanpa sang ayah menyadari kegiatan berakting menarik perhatian sang anak. Ketertarikan Rano dimulai dengan belajar akting dengan sang Ayah, tapi jangankan mengajari, sang ayah menolak mentah-mentah mengajarinya ilmu akting. Ia malah menganjurkan Rano untuk belajar kepada orang lain. Sebenarnya, almarhum Soekarno M. Noor tidak menghendaki anaknya mengikuti jejaknya sebagai artis film. Anehnya, Rano tak pernah absen diajak ke lokasi pembuatan film 

Walaupun ditolak ayahnya, Rano tidak berkecil hati. Ia masuk ke suatu kelompok teater, belajar akting, olah vokal, dan belajar memahami naskah. Rano sering mendapat kesempatan tampil sebagai pemeran utama dalam pementasan-pementasan kelompok teater tersebut. Mungkin karena anak pemain film terkenal, ia dianggap mampu berakting, begitu menurut Rano saat itu. Padahal, dia merasa kemampuan aktingnya tak jauh berbeda dengan anggota lain. Namun begitu, berbagai kesempatan emas tersebut ia manfaatkan sebaik mungkin. Menginjak usia 10 tahun, Rano memperoleh tawaran main film sebagai pemeran pembantu. Sebelum menandatangani kontrak, sang ayah menanyainya, apakah Rano mampu dan siap menjadi pemain film? Rano meyakinkannya dengan mengatakan, "Mampu dan siap!" Ia juga berjanji, tidak akan memalukan ayahnya

Tahun berikutnya Rano mendapatkan kesempatan tampil sebagai pemeran utama, setelah dua kali menjadi pemeran pembantu. Filmnya, Si Doel Anak Betawi, garapan sutradara ternama almarhum Syumanjaya. Rano meraih penghargaan sebagai The Best Child Actor (pemain cilik terbaik). Akhirnya dunia perfilman mengakui bakatnya di dunia akting. Tawaran main terus mengalir hingga Rano menginjak remaja. Bahkan seusai membintangi film percintaan remaja yang berjudul Romi dan Yuli bersama artis cantik Yessy Gusman, Rano menjadi idola para remaja. Rano menapak perjalanan panjang untuk berkarier total sebagai pemain film. Aktor yang membintangi tidak kurang dari 80 judul film itu sempat diliputi keraguan bahwa keterlibatannya di dunia seni peran itu hanya ikut-ikutan. Untuk meyakinkan diri, Rano kadang menanyakan kemampuannya berakting kepada beberapa sutradara dan semua menganggap dia berbakat menjadi pemain film. Setamat SMA, Rano memutuskan terjun total menjadi pemain film. Untuk mengasah bakatnya, Rano memperdalam ilmu seni peran di Amerika Serikat. "Tanpa bakat, tidak yakin akan meraih kesuksesan," katanya.

Pada periode selanjutnya ketika perfilman Indinesia "mati suri" Rano beralih ke sinetron Si Doel Anak Sekolahan atau biasa disingkat SDAS yang disutradarai Rano Karno dan dibintangi Rano Karno sendiri sebagai si Doel. Serial ini pernah ditayangkan di RCTI dan SCTV dan Indosiar Ceritanya adalah versi modern dari novel Si Doel Anak Betawi karya Aman Datuk Majoindo. SDAS ketika pertama ditayangkan melejit menjadi salah satu acara paling terkenal dan mengalahkan popularitas produksi-produksi asing yang saat itu mendominasi televisi Indonesia. Si Doel Anak Sekolahan yang berlatar belakang cerita keluarga Betawi ini berhasil menjadi sinetron Indonesia terlama yang ditayangkan di televisi, dengan 7 season dan 162 episode (hingga Season 7).
.
Di awal tahun 2007, Rano pernah berpamitan kepada insan film nasional, untuk lebih berkonsentrasi dalam 'karier baru'-nya sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta. Namun pertengahan 2007, muncul iklan keluarga Si Doel yang mendukung Fauzi Bowo. Hal ini sempat memunculkan rumor bahwa Rano mundur dari kancah Pilkada DKI setelah menerima uang miliaran rupiah dari Fauzi Bowo. Meski hal itu akhirnya ditepis oleh keduanya Rano kembali mengejutkan publik di penghujung 2007 dengan menyatakan bahwa dirinya telah ditetapkan sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup) Tangerang sesuai dengan keputusan partai pendukung untuk mendampingi Calon Bupati Ismet Iskandar pada Pilkada Tangerang 2008. Pasangan ini kemudian terpilih sebagai pemenang dan Rano menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008-2013.

Rano menyatakan komitmennya untuk membangun wilayah Kabupaten Tangerang melalui kontrak politiknya sebagai orang kedua atau co pilot di wilayah ini. Kesungguhannya dalam karirnya yang baru sebagai wakil Bupati, diawali dengan penegasan positioning Kabupaten Tangerang dalam bidang lingkungan hidup yang menjadi concern nya. Hal ini secara eksplisit dinyatakan dalam VISI dan MISI pembangunan wilayah ini. VISI: ”Menuju Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri dan Berwawasan Lingkungan”.  Mewujudkan keserasian dan keseimbangan pembangunan yang berwawasan lingkungan melalui sistem perencanaan dan pengendalian tata ruang yang terstruktur. Komitmen pro lingkungan ini merupakan gagasan yang dinegosiasikan Rano Karno sebelum dirinya menyatakan kesediaan untuk berkiprah sebagai pejabat dalam jajaran pemerintahan. Dengan demikian ketika secara resmi dilantik sebagai wakil Bupati terpilih, Rano Karno telah memiliki program dan kegiatan yang jelas untuk membangun negeri ini.

Dan kini, meski tugasnya sebagai Wagub Tangerang belum usai Rano Karno resmi menjadi bakal calon wakil gubernur Banten 2011 mendampingi bakal calon gubernur Ratu Atut Chosiyah. Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Banten yang didukung 11 partai politik tersebut secara resmi di deklarasikan di alun-alun barat Kota Serang, Kamis 14/07 2011. Rano  menyatakan siap membantu Ratu Atut Chosiyah untuk melanjutkan pembangunan di Banten jika dipercaya oleh masyarakat. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat Banten untuk memenangkan pasangan Ratu Atut-Rano Karno pada 22 Oktober 2011. Sebagai masyarakat Banten saya pun bersiap untuk menentukan pilihan pada pilkada Provinsi Banten bulan Oktober nanti.
  
    .
     

Komentar