Anies Baswedan, PhD : Gerakan Indonesia mengajar

Nama Anies Baswedan mulai familiar di telinga masyarakat Indonesia ketika ia diundang oleh Presiden SBY ke istana negara untuk diminta pendapatnya mengenai kasus fenomenal Bibit - Chandra, sampai akhirya beliau menjadi salah anggota tim pencari fakta penuntasan kasus Bibit - Chandra. Saat ini beliau punya gebrakan baru untuk perubahan Indonesia, apakah itu?

Anies Baswedan lahir pada tanggal 7 Mei 1969 di Kuningan, kota kecil di bagian utara Jawa Barat, tempat kelahiran ibundanya Prof. Dr. Aliyah Rasyid. Drs. A. Rasyid Baswedan, SU, sang ayah kemudian memberi nama anak pertamanya itu, Anies. Dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata anis berarti ’tanaman yang banyak tumbuh di kawasan Laut Tengah, buahnya kecil-kecil dan berbau harum, dipakai sebagai obat atau rempah-rempah’. Beliau besar di lingkungan keluarga pejuang yang sederhana, pendidik, dan peka kondisi sosial. Keluarganya memang tinggal di rumah kakeknya, Abdurrachman (AR) Baswedan, seorang jurnalis dan perintis kemerdekaan yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan (1946) serta anggota konstituante (Dewan Perwakilan Rakyat). Kedua orang tua Anies adalah dosen. Pak Rasyid pernah menjadi Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia, sementara Aliyah adalah guru besar di Universitas Negeri Yogyakarta. Lingkungan kehidupan orang-orang pilihan inilah yang membuat Anies merasa ’kaya’ sejak bocah. Dari kakeknya, ia mendapatkan nilai-nilai perjuangan, kemanusiaan, kejujuran, dan sebagainya. Sepanjang sejarah di Indonesia, mungkin hanya kakeknyalah tokoh nasional yang hingga akhir hayatnya tidak mempunyai rumah.

Bagi tokoh 100 Intelektual Publik Dunia versi majalah Foreign Policy ini, Indonesia sangat berpeluang menjadi pemimpin dunia asalkan manusia Indonesia tercerdaskan dan tercerahkan.Yang diperlukan Indonesia saat ini adalah pemimpin dengan pemikiran yang berbeda (outside the box) dalam menghadapi masalah. Artinya bangsa Indonesia perlu terobosan baru. Pemimpin harus membangun optimisme yang realis. Pemimpin itu yang membuat kita merasa yakin bahwa kita terus berjalan ke depan.

Rektor Universitas Paramadina ini selalu menyampaikan optimisme dalam setiap pesannya. Sikap optimisme ini perlu terus dikembangkan semua elemen bangsa Indonesia. Pemahaman ini perlu dijadikan prioritas agar bangsa Indonesia memiliki perasaan kolektif positif untuk maju dan berkembang. Salah satu aksi optimisme beliau dalam memandang masa depan Indonesia diwujudkan melalui "Gerakan Pendidikan lewat Indonesia Mengajar" yaitu sebuah program yang merekrut anak-anak muda lulusan perguruan tinggi ternama di Indonesia untuk mengabdi sebagai guru di sekolah-sekolah dasar yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Selain itu, program ini sebagai upaya untuk membangun kesadaran bahwa pendidikan itu bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau sekolah semata, tetapi menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa. Karena itu, lewat Indonesia mengajar, rektor termuda di Indonesia ini ingin membangun kesadaran bahwa secara konstitusional, mendidik adalah tanggung jawab negara, tapi secara moril, mendidik adalah tanggung jawab orang terdidik.

Tujuan bagi salah satu dari 20 tokoh dunia yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight ini, dalam Gerakan Pendidikan lewat Indonesia Mengajar adalah, pertama program ini untuk mengisi kekurangan guru di daerah terpencil. Karena terjadi kekurangan tenaga pengajar sekitar 66%. Kedua , program ini diharapkan bisa menjadi pintu masuk untuk menyiapkan anak muda intelektual yang memiliki kepemimpinan dan komunikasi yang baik.

Bangsa ini adalah bangsa yang besar. Tapi tetap berbangga diri dengan kekayaan alam yang dimiliki sudah tidak saatnya lagi. Tiba waktunya untuk mewujudkan impian, suatu hari nanti kita bisa berteriak kepada dunia dengan bangga, INILAH ANAK-ANAK INDONESIA. Bukan lagi merayu para investor yang membawa kekayaan negeri ini lari keluar negeri dengan sikap pengemis. Kita harus mengubah konsep kekayaan, artinya kekayaan utama Indonesia bukan alam, tetapi manusianya. Bagaimana mencerahkan manusia Indonesia melalui pendidikan. Dengan mengembangkan manusia kita akan bisa berbuat banyak hal. Pendidikan menjadi instrumen yang kuat dan penting untuk menyiapkan masa depan bangsa ini. Begitulah pandangan optimisme dari Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan untuk perubahan Indonesia.

Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai gerakan ini,atau tertarik berpartisipasi, silahkan kunjungi www.indonesiamengajar.org

Komentar